Manfaatkan Waktu Anda
“Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shiratul mustaqim) sehingga ia ditanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan kemana ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan” (HR. Tirmidzi dan Ad Darimi)
Kita seringkali memerhati perjalanan waktu melalui jarum jam atau pergerakan matahari. Namun, tidak sedikit di antara kita yang tidak melihat diri sendiri dalam menempuh waktu yang terus berlalu.
Seandainya mahu dilihat, maka akan nampak ruang waktu yang tidak terisi dengan baik, baik dalam waktu satu hari atau waktu seumur hidup. Dalam waktu yang terisi pun masih ada kemungkinan rugi, apalagi dalam kekosongan waktu yang tidak terisi. Jelas amat rugi, bila direnungkan oleh manusia yang berfikir. Dalam waktu yang terisi pun, boleh jadi tidak cukup atau kurang baik.
Ibadah sholat yang dilakukan oleh seseorang hamba, kadangkala kualitinya jauh dari syarat-syarat sahnya. Demikian juga puasa, haji, dan amalan lainnya. Ini jelas suatu kerugian, kerana kesempatan untuk berbuat yang terbaik, terisi dengan yang kurang atau dengan yang sia-sia.
Lebih dahsyat lagi ruginya bagi hamba-hamba Allah yang waktunya banyak kosong dan bahkan terisi dengan kejahatan. Diisi atau tidak, waktu akan terus berlalu dan tidak akan pernah terulang.
Bila waktu tidak terisi, maka kesempatan berbuat baik, yang sebenarnya akan kembali kepada diri sendiri, akan terbuang begitu saja. Namun yang harus diingatkan pada diri sendiri, meskipun waktu tidak diisi atau dibiarkan kosong,
pertanggungjawabannya tetap akan diminta suatu ketika nanti. Kerana itu, sempatkanlah untuk senantiasa berdoa kepada Allah, agar mampu memanfaatkan waktu dengan kebaikan.
Kita seringkali memerhati perjalanan waktu melalui jarum jam atau pergerakan matahari. Namun, tidak sedikit di antara kita yang tidak melihat diri sendiri dalam menempuh waktu yang terus berlalu.
Seandainya mahu dilihat, maka akan nampak ruang waktu yang tidak terisi dengan baik, baik dalam waktu satu hari atau waktu seumur hidup. Dalam waktu yang terisi pun masih ada kemungkinan rugi, apalagi dalam kekosongan waktu yang tidak terisi. Jelas amat rugi, bila direnungkan oleh manusia yang berfikir. Dalam waktu yang terisi pun, boleh jadi tidak cukup atau kurang baik.
Ibadah sholat yang dilakukan oleh seseorang hamba, kadangkala kualitinya jauh dari syarat-syarat sahnya. Demikian juga puasa, haji, dan amalan lainnya. Ini jelas suatu kerugian, kerana kesempatan untuk berbuat yang terbaik, terisi dengan yang kurang atau dengan yang sia-sia.
Lebih dahsyat lagi ruginya bagi hamba-hamba Allah yang waktunya banyak kosong dan bahkan terisi dengan kejahatan. Diisi atau tidak, waktu akan terus berlalu dan tidak akan pernah terulang.
Bila waktu tidak terisi, maka kesempatan berbuat baik, yang sebenarnya akan kembali kepada diri sendiri, akan terbuang begitu saja. Namun yang harus diingatkan pada diri sendiri, meskipun waktu tidak diisi atau dibiarkan kosong,
pertanggungjawabannya tetap akan diminta suatu ketika nanti. Kerana itu, sempatkanlah untuk senantiasa berdoa kepada Allah, agar mampu memanfaatkan waktu dengan kebaikan.
Credit To: http://www.loveloveislam.com