Haruskah
aku mengeluh? Sedangkan Allah SWT memberikan nikmat Islam kepadaku. Nikmat yang
menerangi jalanku. Nikmat yang menunjukan jalan menuju keselamatan. Nikmat yang
memberi petunjuk untuk bahagia dunia akhirat.
Haruskah
aku mengeluh? Sedangkan aku dianugerahkan dengan ibu bapa yang bijak, yang
menjadi inspirasi hidupku, yang membimbingku ke arah hidup yang lebih baik,
yang membesarkan dan mendidikku, yang tidak pernah jemu menjaga dan memanjakan
agar aku membesar sihat, kuat, dan cerdas, yang rela berkorban demi kebaikanku.
Haruskah
aku mengeluh? Sedangkan aku dijodohkan dengan seorang isteri yang cantik dan
penyabar, yang sentiasa menemani tatkala aku suka mahupun duka, yang sentiasa
mendoakanku selepas solatnya, yang sentiasa memberikan dorongan agar aku terus
bergerak, yang memberikan kekuatan ketika aku lemah, yang tanpa lelah melayani
keperluanku.
Haruskah
aku mengeluh? Sedangkan aku dikelilingi saudara-saudara yang baik hati. Saudara
yang suka menghibur aku, saudara yang sentiasa sedia membantu aku. Saudara yang
sering aku minta nasihat dan pendapat. Saudara-saudara yang sentiasa berjuang
bersama demi kebaikan bersama. Saudara-saudara yang memberi semangat agar aku
berani menjalani hidup.
Haruskah
aku mengeluh? Sedangkan aku diberikan banyak kelebihan. Aku memiliki kemampuan
belajar, aku memiliki kemampuan berbicara, aku memiliki kemampuan menulis, dan
keyakinan bahawa masih mampu memiliki kemampuan-kemampuan yang lainnya.
Dan
banyak lagi nikmat dari Allah yang tidak mampu aku sebutkan. Tidak terhitung
banyaknya!
Jadi, mengapa harus aku mengeluh?
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Jadi, mengapa harus aku mengeluh?
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"